Senin, 28 Februari 2011

Remaja Dibawah 18th Dilarang Beli Kartu Perdana Ponsel


BANGLADESH - Bangladesh memperketat kebijakannya untuk penjualan kartu SIM perdana. Hal itu dilakukan sebagai langkah mengurangi tingkat kejahatan via ponsel seperti pemerasan atau penipuan.

Kebijakkan itu menyebutkan, remaja di bawah usia 18 tahun dilarang untuk membeli kartu perdana. Sedangkan orang berusia di atas 18 tahun wajib menunjukkan kartu identitas untuk pendaftaran nomor ponselnya.

Menurut Abdus Sobhan Shikdar, Home Secretary Bangladesh, sejauh ini polisi telah memutus sekira 200 ribu nomor ponsel yang terkait kejahatan pemerasan. Selain itu, pihak kepolisian Bangladesh juga telah memblokir sekira 1,3 juta nomor karena dinilai tak melakukan registrasi dengan lengkap. Demikian seperti diberitakan oleh AFP, Jumat (12/3/2010).

Selama ini, di Bangladesh penjualan kartu SIM sangat bebas, pengguna tanpa perlu mendaftarkan identitasnya secara lengkap sudah dapat menggunakannya. Bila nomor tersebut disalahgunakan polisi kesulitan untuk melacaknya.

Dengan adanya kebijakkan baru ini, polisi nantinya dapat dengan mudah melacak seorang pelaku kejahatan via ponsel.
Bangladesh hingga kini memiliki jumlah pelanggan seluler sebanyak 54 juta pengguna. Dalam tiap tahun diperkirakan jumlah pengguna ponsel mengalami pertumbuhan sekira enam persen.

Sementara itu, setelah berhasil meraih 4,6 miliar pengguna seluler pada tahun 2009, International Telecoms Union (ITU) memprediksi jumlah tersebut akan bertambah menjadi 5 miliar hingga akhir 2010 nanti.

Penambahan tersebut diperkirakan akan didukung dengan semakin banyaknya layanan tambahan yang diciptakan dalam teknologi seluler. Apalagi, semakin meningkatnya penyebaran ponsel di negara-negara berkembang. Bahkan pengguna layanan seluler yang menyatu dengan industri lain, seperti kesehatan dan perbankan (mobile banking) di negara berkembang turut mendorong peningkatan jumlah pengguna seluler.

"Meski telah ada krisis ekonomi, kami tidak melihat adanya penurunan minat dalam penggunaan layanan komunikasi. Bahkan saya yakin, ke depan akan terjadi peningkatan yang cukup besar dalam layanan seluler, khususnya pada tahun 2010 ini, di mana banyak orang mulai menggunakan ponsel untuk mengakses internet," ujar Sekjen ITU Dr Hamadoun Toure, seperti diberitakan oleh Cellular News.

ITU memprediksi, akan ada peningkatan jumlah pelanggan seluler broadband yang mencapai 1 miliar hingga akhir 2010 nanti, melebihi pencapaian pelanggan seluler hingga akhir tahun 2009 yang hanya mencapai 600 juta.

Ditambahkan Toure, akses internet melalui laptop dan ponsel akan semakin meninggalkan akses internet lewat desktop, bahkan desktop akan tertinggal jauh dalam kurun lima tahun mendatang. Hal ini pula yang akan mendorong pertumbuhan pengguna seluler lebih banyak lagi.

Bahkan, lanjut Toure, ponsel low-end pun dapat digunakan untuk menggabungkan layanan seluler dengan industri lain, khususnya kesehatan, di negara berkembang. Contohnya, untuk mengirimkan informasi kesehatan, perjanjian dengan dokter, dan instruksi kesehatan.

"Proses tersebut cukup mudah, namun terbukti mampu menyelamatkan jutaan nyawa warga di negara berkembang," ujar Toure.

Apalagi, lanjut Toure, telepon seluler mampu membantu pengiriman dan penerimaan uang oleh banyak pelanggan seluler yang tidak memiliki rekening bank, dan hanya mengandalkan nomor selulernya.
Sumber : suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar